Jakarta – Open Society Foundation baru saja mengeluarkan laporan tentang penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) generatif pada organisasi media kecil (small newsrooms).
Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan mereka selama mengadakan kompetisi yang menantang media-media baru di seluruh dunia dalam menerapkan teknologi AI generatif dalam kegiatan jurnalistik mereka.
Kompetisi ini dibuka tahun lalu dengan total hadiah sebesar US$3,000 sekitar Rp48 juta. Finalis yang terpilih akan mendapatkan uang pengembangan sebesar US$5000 dan US$25,000 untuk pemenang yang terpilih sebagai modal untuk mewujudkan program mereka yang menggunakan AI.
Lebih dari 100 media organisasi di seluruh dunia mendaftar, tapi hanya 12 orang finalis terpilih untuk mengikuti program ini.
Salah satunya adalah The Conversation Indonesia (TCID). Proposal TCID merencanakan pembuatan microsite untuk generasi muda agar mereka lebih kenal dengan The Conversation Indonesia.
Topik yang TCID pilih adalah pemilihan umum dan presiden tahun 2024. Sayangnya TCID tidak menjadi juara. Juri memilih Rappler dari Filipina menjadi juaranya dan memberikan penghargaan khusus kepada Cuestión Pública dari Kolombia.
Laporan tersebut mencatat beberapa temuan penting yang bisa menjadi pembelajaran bersama buat para pengelola media dan jurnalis dalam menggunakan AI untuk kerja-kerja jurnalistik.
Salah satu temuan menarik adalah bagaimana mudahnya media-media kecil ini dalam mengadopsi teknologi AI dalam kerja editorial dan pendukungnya. Hal ini meruntuhkan anggapan bahwa media-media besar saja yang mampu menggunakan media ini.
Laporan ini juga memberikan beberapa rekomendasi tidak hanya untuk jurnalis, tapi juga pengelola media, investor, dan industri jurnalisme secara general.
Baca lebih lengkap laporannya di opensocietyfoundations.org
Ika Krismantari
The Conversation Indonesia Chief Editor/Content Director