Berita Wilayah Bengkulu

AMSI Bengkulu dan PMMI Jalin Kolaborasi untuk Suara Difabilitas di Media

Admin Bengkulu
Selasa 27 Mei 2025

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Bengkulu, turut menjadi bagian dalam upaya mewujudkan informasi yang inklusif difabilitas. Keterlibatan AMSI Bengkulu direalisasikan dalam penandatangan nota kesepahaman antara AMSI dan Perkumpulan Mitra Masyarakat Inklusi (PMMI) Bengkulu, Senin (26/05/2025).

Ketua AMSI Bengkulu, Komi Kendy Setyawati mengatakan, AMSI membuka diri untuk para disabilitas terlibat dalam aktivitas penyampaian informasi kepada masyarakat. Caranya dengan menerima dan menerbitkan tulisan yang berkaitan dengan aktivitas, pengetahuan ataupun ekspresi dari para difabilitas.  "Kalau teman-teman ada tulisan atau kirim rilis ke kami, pasti akan cepat kta follow up," ujar Komi.  

Ia juga menyarankan PMMI dan masyarakat inklusi lainya untuk memiliki website khusus. Cara ini menurut Komi, bisa membuat informasi tentang difabilitas dapat tersampaikan dengan lebih cepat dan tepat. Masyarakat yang membutuhkan pengetahuan tentang difabilitas dapat mengunjungi website tersebut tanpa harus memilah informasi.  

"Ini mungkin masih jadi PR kita semua. Kita ingin menghasilkan output berupa media dan AMSI sangat mendukung PMMI punya media sendiri," kata Komi.  

Ketua PMMI Bengkulu, Irna Riza mengaku keterlibatan media ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu disabilitas melalui penyiaran yang edukatif, inklusif, bebas stigma serta mendukung pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas. Ini juga akan menciptakan budaya baru dalam penulisan berita yang selama ini dianggap masih belum ramah.  

"Kami juga berpikir bahwa kadang-kadang berita yang ada itu menyudutkan kawan-kawan difabel. Misalnya kata-kata orang terbelakang atau kata-kata lain yang kemudian semakin membuat kawan-kawan difabel merasa bukan bagian yang setara dari kita masyarakat seutuhnya," ungkap Irna.  

Sementara Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPDI) Bengkulu, Fonika Thoyib menyebut akan mendorong ruang penyiaran untuk konsisten dengan upaya penyajian informasi yang inklusif. Caranya dengan meminta televisi lokal untuk menampilkan penerjemah bahasa isyarat, khususnya pada tayangan berita.  

"Kita tetap akan mendorong itu sesuai dengan regulasi yang berlaku. Supaya nanti teman-teman difabel ini tetap mendapatkan haknya untuk memperoleh informasi," ujar Fonika.

Penandatanganan nota kesepahaman ini juga turut dihadiri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bengkulu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu, Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Bengkulu dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Bengkulu. Pertemuan juga diisi dengan presentasi tentang difabel yang disampaikan oleh perwakilan difabel fisik yang diwakili oleh Takrim Nusarto, difabel netra diwakili oleh Magdalena dan difabel Tuli diwakili oleh Seto.