Riset

AMSI dan Monash University Indonesia Meluncurkan Laporan Riset “Survei Situasi Media Siber Indonesia 2025”

Tim Sekretariat
Senin 29 Desember 2025

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Data and Democracy Research Hub (MDDRH), Monash University Indonesia meluncurkan laporan riset bertajuk “Survei Situasi Media Siber Indonesia 2025”. Publikasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya memahami arah dan ketahanan industri media digital di Indonesia. Laporan ini merupakan survei nasional kedua yang dipublikasikan oleh AMSI setelah riset perdana pada 2021 silam.

Dalam riset dan penyusunan laporan, AMSI berkolaborasi dengan Data and Democracy Research Hub (MDDRH), Monash University Indonesia. Peneliti utama dalam riset ini Ika Idris yang memulai perumusan variabel bisnis media, penyusunan metodologi dan instrumen survei, analisis data, hingga penulisan laporan akhir.

Tujuan utama riset yakni memetakan model bisnis media siber di Indonesia sebagai dasar penyusunan strategi penguatan ekosistem media digital yang berkelanjutan. Riset yang dipimpin oleh Peneliti utama Ika Idris dengan supervisi dari Ketua Divisi Riset dan Pendidikan AMSI Prodita K. Sabarini  melibatkan 220 eksekutif senior perusahaan media dan pemimpin redaksi media siber di seluruh Indonesia, yang mewakili beragam skala usaha, kepemilikan, dan konteks geografis. 

Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar anggota AMSI masih berada pada tingkat moderat dalam menerapkan inovasi model bisnis media. Modernisasi yang dilakukan cenderung terjadi di sisi hilir—terutama pada distribusi dan interaksi audiens—sementara proses inti seperti produksi konten, pengembangan produk, pengelolaan data, dan strategi diferensiasi belum banyak berubah. Kondisi ini membuat kinerja media sangat bergantung pada platform digital, dengan ukuran keberhasilan masih bertumpu pada metrik jangka pendek seperti views dan klik. Akibatnya, daya tahan bisnis media menjadi rapuh dan ruang redaksi rentan terdampak setiap kali terjadi perubahan algoritma atau kebijakan platform.

Dari delapan dimensi model bisnis media yang dianalisis, penerapan model bisnis baru oleh anggota AMSI umumnya masih berada pada kisaran 25–50 persen, menandakan dominannya praktik bisnis konvensional meskipun beroperasi di ranah digital. Mayoritas media masih mengandalkan pendapatan iklan dan sumber non-media, dengan adopsi model inovatif seperti langganan dan afiliasi yang masih terbatas. Selain itu, peran kreator dan konsumen belum dioptimalkan secara strategis—kreativitas konten masih terpusat pada redaksi, sementara pelibatan audiens sebagian besar bersifat pasif. Temuan ini menegaskan perlunya transformasi yang lebih mendasar di sisi hulu agar media dapat membangun ketahanan dan kemandirian di tengah dinamika ekosistem digital.

Wahyu Dhyatmika, Ketua Umum AMSI dalam pengantar tertulisnya mengatakan, “Riset ini diharapkan menjadi dasar pertimbangan yang kuat bagi seluruh pemangku kepentingan– baik pemerintah, lembaga pendidikan, sektor swasta, maupun masyarakat sipil– untuk merumuskan kebijakan dan intervensi yang lebih terarah dalam memperkuat media di masa depan.”

“Sekali lagi, penghargaan setinggi-tingginya kepada Data and Democracy Research Hub (MDDRH), Monash University Indonesia atas kolaborasi riset yang tak ternilai ini, serta kepada seluruh tim penyusun, peneliti, analisis data, dan enumerator yang dipimpin oleh Prodita Sabarini dan Ika Idris, “imbuh Wahyu.

Penelitian dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan pembahasan variabel survei dan penyusunan pertanyaan survei pada Februari - April 2025. Dilanjutkan dengan pre-test survei dan evaluasi pertanyaan survei, pengacakan responden survei hingga pengumpulan data pada Mei - Juni 2025. Tahap akhir: visualisasi dan analisis data survei, penulisan laporan dan pembahasan laporan dilakukan pada Juli - September 2025.

Laporan lengkap hasil riset dapat dibaca secara utuh di buku Laporan Riset Survei Situasi Media Siber Indonesia 2025, sebanyak 116 halaman. Laporan hasil riset untuk industri media, diharapkan dapat memperkuat kerja sama lintas industri, seperti perusahaan teknologi, universitas, organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta– untuk meningkatkan inovasi produk dan pengembangan kapasitas media. Sedangkan untuk asosiasi media siber, dapat mengadvokasi skema pembiayaan publik untuk media, guna mengurangi ketergantungan media pada iklan pemerintah. 

Laporan Riset Survei Situasi Media Siber Indonesia 2025:

Untuk mendownload dokumen ini silahkan klik link berikut